Ulama Thariqat
Pulau Madura yang terletak di Jawa Timur ramai melahirkan ulama besar sejak
zaman dulu hingga sekarang. Salah seorang di antara mereka yang diriwayatkan
ini, nama lengkapnya ialah Kiyai Haji Muhammad Khalil bin Kiyai Haji Abdul
Lathif bin Kiyai Hamim bin Kiyai Abdul Karim bin Kiyai Muharram bin Kiyai Asrar
Karamah bin Kiyai Abdullah bin Sayid Sulaiman.
Salah seorang muridnya yang menyebarkan Islam melalui Thariqat
Naqsyabandiyah Muzhariyah ialah Kiyai Haji Fathul Bari. Kiyai Haji Fathul Bari berasal
dari sebuah desa yang bernama Ombul Kabupaten Sampang. Beliau mendatangi
Kalimantan Barat atas permintaan H. Hasyim Yamani yang merupakan pendiri Masjid
“Babussalam”dan pendiri Pondok Pesantren pertama di Kalimantan Barat
yang juga diberi nama “Babussalam”. Thariqat yang diajarkan pertama kali
di Kalimantan Barat desa Peniraman, membuat orang berduyun-duyun untuk menimba
ilmu untuk mengaplikasikannya di lingkungan masing-masing.
Keseringan beliau mendatangi Peniraman atas permintaan H. Hasyim
Yamani membuat nama beliau di kenal oleh elemen-elemen masyarakat luar pada
umumnya.
Dengan usia yang cukup tua dan rentan terhadap penyakit, membuat
beliau sering sakit-sakitan. Dan ketika ajal akan menjelang, beliau sempat
menanyakan tentang pemakamannya setelah beliau wafat. Beliau menanyakannya
kepada H. Hasyim Yamani pendiri Pondok Pesantren Babussalam Peniraman. Kiyai
Haji Fathul Bari berkata “ Syim, mun engko’ mateh, ekoburnah dimmah bi’ kakeh”.
Dalam bahasa Indonesianya adalah “Syim, jika saya wafat nanti, akan kamu
makamkan dimana?”. H. Hasyim Yamani menjawab “ Kiyaeh, makammah sampean
esettiing Masjid”. Dalam bahasa Indonesianya adalah “ Kiyai, makammu berada di
dekat Masjid”, Kata Subir bin H. Hasan Basri.
Tidak lama kemudian Kiyai Haji Fathul Bari pun wafat, beliau wafat
pada tahun 1960 M. Dengan wafatnya Kiyai Fathul Bari, membuat kelompok orang
merasa kehilangan, ulama yang dikenal penyantun dan berbudi luhur dengan cepat
dipanggil sang maha kuasa, ratapan tangis seseorang dari berbagai daerah setelah
almarhum di makamkan. Kiyai Haji Fathul Bari di makamkan di dekat Masjid Raya
Babussalam Peniraman. Hampir setiap hari orang-orang dari berbagai
daerah berziarah ke Makam Kiyai Haji Fathul Bari yang dikatakakan banyak
melahirkan kekeramatan. Setelah beliau wafat, muncul pula murid beliau Sayid
Muhsin al-Hinduan, ulama yang mempunyai murid yang sangat ramai di Kalimantan
Barat, Jawa dan Sulawesi. Beliau meninggal dunia di Pontianak, pada tahun 1980
M, jenazahnya diterbangkan ke Sumenep, Madura. Dan kini diteruskan oleh
anaknya yang bernama Habib Amin al-Hinduan, di Kota Singkawang, mempunyai
ribuan murid yang tersebar di Kalimantan Barat.